• Beranda
  • Penyakit
  • Apa Saja Pemeriksaan yang Dibutuhkan untuk Mendiagnosis Emfisema?

Apa Saja Pemeriksaan yang Dibutuhkan untuk Mendiagnosis Emfisema?

Apa Saja Pemeriksaan yang Dibutuhkan untuk Mendiagnosis Emfisema?

Bagikan :


Emfisema adalah penyakit kronis atau jangka panjang pada paru yang dapat muncul akibat kebiasaan merokok selama bertahun-tahun. Pada pasien dengan emfisema, terjadi kerusakan pada kantong udara di paru (alveoli) sehingga menyebabkan sesak napas. Seiring berjalannya waktu, dinding kantong udara akan melemah dan hancur sehingga menyebabkan penyumbatan akibat banyak udara terperangkap di paru.

Penyebab emfisema dan gejalanya

Emfisema bukanlah penyakit yang terjadi secara mendadak. Penyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) yang kerusakannya menahun dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Emfisema utamanya disebabkan oleh paparan zat yang merusak paru seperti polusi udara, asap rokok, asap dari zat kimia yang berbahaya.

Pada tahap awal emfisema tidak menunjukkan gejala khusus, namun seiring perkembangannya emfisema dapat menunjukkan sejumlah gejala seperti:

  • Sesak napas
  • Batuk berdahak yang terus-menerus meskipun telah berhenti merokok
  • Mengi
  • Nyeri dada

Ketika emfisema mulai memburuk, gejala yang sering ikut muncul antara lain berat badan turun, badan mudah lelah, kehilangan nafsu makan, gangguan tidur, sakit kepala dan infeksi paru yang mudah kambuh.

Cara mendiagnosis emfisema

Gejala emfisema sering ditandai dengan sesak napas, batuk dan dada terasa nyeri. Namun Anda tetap membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis emfisema. Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan stetoskop untuk mendengarkan dengung yang mengindikasikan udara yang terperangkap di paru.

Selain itu dokter akan melakukan beberpaa pemeriksaan lainnya yaitu:

1. Pemeriksaan pencitraan

Pemeriksaan rontgen dada dapat membantu diagnosis emfisema dan mengetahui penyebab sesak napas yang dirasakan. Namun pada beberapa kasus, pasien emfisema dapat memiliki hasil pencitraan rontgen dada yang normal. Untuk memperoleh gambaran kondisi paru yang lebih baik, dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan CT scan pada daerah paru. Hasil pemeriksaan tersebut dapat memperlihatkan pencitraan paru dan organ dalam lainnya dengan lebih jelas.

2. Tes saturasi oksigen

Pemeriksaan ini disebut juga dengan tes oksimetri. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan alat bernama oksimeter untuk mengukur kandungan oksigen dalam darah. Pada penderita emfisema, transfer oksigen dalam tubuh tidak berlangsung optimal sehinga menyebabkan sesak napas.

3. Pemeriksaan spirometri dan tes fungsi paru

Pemeriksan spirometri merupakan pemeriksaan standar yang dilakukan untuk mengetahui fungsi paru pada seseorang. Pemeriksaan ini dilakukan menggunakan alat spirometer yang mengukur aliran udara saat pasien menarik dan menghembuskan napas. Pasien akan mengambil napas dalam lalu mengembuskannya ke dalam tabung yang dihubungkan ke spirometer.

Dari pemeriksaan ini akan terlihat kapasitas vital paksa (FVC), yaitu jumlah total udara terbesar yang dapat Anda embuskan dengan paksa setelah menarik napas panjang dan volume ekspirasi paksa (FEV), yaitu berapa banyak udara yang diembuskan dalam 1 detik. Dari hasil perbandingan keduanya, dokter akan memutuskan apakah seseorang mengalami emfisema atau gangguan pernapasan lainnya.

4. Analisis gas darah

Analisis gas darah biasanya dilakukan ketika kondisi emfisema sudah mulai memburuk. Tes ini mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah dari arteri. Tes ini dilakukan untuk menentukan apakah pasien membutuhkan oksigen ekstra untuk aktivitas sehari-hari.

 

Kerusakan paru pada emfisema telah terjadi selama bertahun-tahun dan dalam proses yang panjang. Bagian paru yang rusak tidak dapat dipulihkan kembali sehingga menyebabkan penderitanya mengalami sejumlah gangguan pernapasan.

Periksakan ke dokter jika Anda perokok berat atau kerap terpapar polusi dan mengalami masalah pernapasan seperti sesak napas, batuk dan nyeri dada. Meskipun hingga kini belum ada obat yang mampu mengobati emfisema, namun dengan pemeriksaan dini dan perubahan gaya hidup sehat, Anda dapat mencegah organ paru mengalami kerusakan yang semakin parah.

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 04:03